klan Paksa Telkomsel dan XL Mulai Ditolak Masyarakat
Bagi kamu para pengguna kartu Telkomsel dan XL, apakah ketika kamu
browsing melalui smartphonemu, kamu dihadang oleh iklan besar sebelum
kamu mencapai website yang kamu inginkan? Atau ketika kamu telah
memasuki sebuah website, kamu menemukan iklan di paling atas web
tersebut yang bukan merupakan iklan yang dipasang oleh si empunya
website? Selamat, kamu bertemu dengan Intrusive Ads berjenis
Interstitial Ads dan Off-deck Ads.
Pada 10 September yang lalu, Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA) dan Asosiasi Digital Indonesia (IDA) membuat suatu petisi di Change.org mengenai penolakan mereka terhadap praktek intrusive ads tersebut. Mereka bersama dengan 39 anggota situs anggota idEA dan 21 situs anggota IDA menolak penayangan iklan yang terkesan memaksa dari provider Telkomsel dan XL Axiata.
Mereka menyayangkan Telkomsel dan XL karena dengan sepihak menayangkan beberapa intrusive ads dengan tema yang tidak sesuai dengan adat dan norma-norma masyarakat. Akibat tampilnya iklan-iklan seronok dan menjebak tersebut, pihak-pihak seperti pengguna dan pemilik website terkena getahnya karena pemilik website bisa saja dijauhi oleh pengguna karena intrusive ads yang tidak sesuai dengan konten web tersebut. Selain itu, melalui testimoni dari pengguna, sudah banyak yang menyatakan keluhan karena iklan-iklan tersebut turut menjebak mereka untuk mensubscribe ke layanan premium yang dapat menyedot pulsa secara otomatis.
Selain itu, menurut praktisi IT Onno W. Purbo, tindakan provider yang mengalihkan pengguna dari web yang ingin mereka kunjungi ke halaman iklan terlebih dahulu merupakan suatu bentuk penyadapan lalu lintas internet dan melakukan persaingan yang tidak sehat.
Untuk kamu yang setuju dengan petisi yang dibuat oleh idEA dan IDA, kamu bisa ikut serta untuk mengisi petisi online yang dilayangkan oleh mereka yang berjudul “Hentikan Praktik Intrusive Advertising (Interstitial & Off-deck) Tanpa Seijin Pemilik Situs dan Konsumen” melalui link Change.org berikut.
Interstitial Ads dan Off-deck Ads.
Pada 10 September yang lalu, Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA) dan Asosiasi Digital Indonesia (IDA) membuat suatu petisi di Change.org mengenai penolakan mereka terhadap praktek intrusive ads tersebut. Mereka bersama dengan 39 anggota situs anggota idEA dan 21 situs anggota IDA menolak penayangan iklan yang terkesan memaksa dari provider Telkomsel dan XL Axiata.
Mereka menyayangkan Telkomsel dan XL karena dengan sepihak menayangkan beberapa intrusive ads dengan tema yang tidak sesuai dengan adat dan norma-norma masyarakat. Akibat tampilnya iklan-iklan seronok dan menjebak tersebut, pihak-pihak seperti pengguna dan pemilik website terkena getahnya karena pemilik website bisa saja dijauhi oleh pengguna karena intrusive ads yang tidak sesuai dengan konten web tersebut. Selain itu, melalui testimoni dari pengguna, sudah banyak yang menyatakan keluhan karena iklan-iklan tersebut turut menjebak mereka untuk mensubscribe ke layanan premium yang dapat menyedot pulsa secara otomatis.
Selain itu, menurut praktisi IT Onno W. Purbo, tindakan provider yang mengalihkan pengguna dari web yang ingin mereka kunjungi ke halaman iklan terlebih dahulu merupakan suatu bentuk penyadapan lalu lintas internet dan melakukan persaingan yang tidak sehat.
Untuk kamu yang setuju dengan petisi yang dibuat oleh idEA dan IDA, kamu bisa ikut serta untuk mengisi petisi online yang dilayangkan oleh mereka yang berjudul “Hentikan Praktik Intrusive Advertising (Interstitial & Off-deck) Tanpa Seijin Pemilik Situs dan Konsumen” melalui link Change.org berikut.